“Kumpulan puisi ini menangkap peristiwa rumah. Puisi dibiarkan berjalan dari satu ruang di rumah ke ruang lainnya sembari memanggul letupan perasaan miris. Sebuah upaya memaknai relasi keluarga melalui perspektif puisi.”

— Shinta Febriany, Penyair dan Sutradara Teater

“Alghifahri Jasin memandang rumah sebagai suatu teritori yang dipetakan berdasar struktur fungsi kemudian mengolahnya secara intens melalui perenungan mendalam atas benda maupun peristiwa-peristiwa sederhana. Dalam ketenangan yang tampaknya tak tergugat, setiap rumah menyimpan keriuhannya masing-masing, dikuakkan melalui kalimat-kalimat ringkas dan pilihan kata yang dapat dimaknai apa adanya: kegelisahan tentang sejarah diri, sejarah keluarga, bayang-bayang kematian, dan juga harapan samar akan hari depan. Membaca sekumpulan puisi ini terasa relevan ketika sebagian besar waktu kita berputar di dalam semesta kecil yang disebut rumah, mengajak kita kembali memikirkan hakikatnya sebagai tempat berangkat dan pulang.”

— Mariati Atkah, Penyair