RUANG DI BALIK LAYAR:
Menjelajah Praktik Festival Film di Yogyakarta

Lulu Ratna

 

Penyunting: Alpha Hambally
Perancang Isi: M. Dandy
Ilustrasi: Yudistira Wiranata (@diskkomik)
Perancang Sampul: Petik Std. 

Cetakan pertama, Oktober 2025
vii + 157 hal; 14 x 20 cm

 

Harga: Rp85.000

Ruang di Balik Layar berangkat dari kegelisahan atas bagaimana ruang kota bekerja dalam membentuk praktik sinema dan kebudayaan. Yogyakarta menjadi titik berangkat pengamatan ini—sebuah kota yang dalam dua dekade terakhir hidup melalui festival filmnya. Di antara layar-layar kecil, ruang komunitas, dan diskusi mahasiswa, Yogyakarta memperlihatkan bagaimana film tidak sekadar ditonton, melainkan dihidupi sebagai pengalaman sosial.

Buku ini menelaah dua festival penting, Festival Film Dokumenter (FFD) dan Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF), sebagai fenomena yang melampaui fungsi kulturalnya. Keduanya memperlihatkan cara baru memaknai kota dan ruang publik, sekaligus membentuk jejaring sosial yang menantang dominasi pusat perfilman di Jakarta.

Dengan berpijak pada teori produksi ruang Henri Lefebvre dan konsep heterotopia Michel Foucault, tulisan ini membaca festival film sebagai ruang yang diproduksi melalui praktik sosial, representasi, dan pengalaman. Festival menjadi medan di mana kota, warga, dan ide tentang kebebasan bertemu—sebuah ruang yang sekaligus nyata dan simbolik, yang lahir dari kebutuhan untuk menegosiasikan makna keberadaan di tengah arus industri budaya.