Makam Tanpa Nama: Mati dan Bertahan Hidup di tengah Kekerasan Antikomunis di Jawa Timur

Vannessa Hearman

Diterjemahkan oleh Dhianita Kusuma Pertiwi

 

Penyunting: M. Dandy
Ilustrasi: Zalsabilla Putri F.
Perancang Grafis: Petik Std.

 

Cetakan pertama,  Juli 2024
xiv + 389 hal; 14 x 20 cm

 

Harga: Rp125.000

Kekerasan anti-komunis yang melanda Indonesia pada tahun 1965–66 menghasilkan jumlah korban tewas yang sangat tinggi di Jawa Timur. Kekerasan ini juga mengubah kehidupan ratusan ribu orang yang selamat, yang menghadapi puluhan tahun penganiayaan, pemenjaraan, dan kekerasan. Dalam buku ini, Vannessa Hearman meneliti biaya manusia dan dampak komunitas dari kekerasan tersebut pada orang-orang dari berbagai sisi perpecahan politik.

Kontribusi utamanya adalah pemeriksaan terhadap pengalaman orang-orang di pihak kiri politik. Dengan menggunakan wawancara, catatan arsip, serta laporan pemerintah dan militer, ia menelusuri kehidupan sejumlah individu, mengikuti upaya mereka membangun basis perlawanan di daerah Blitar Selatan, Jawa Timur, dan perjalanan mereka selanjutnya ke penjara dan pusat penahanan, atau ke dalam persembunyian dan kehidupan bawah tanah yang penuh bayangan. Dia juga memberikan pemahaman baru tentang hubungan antara tentara dan pendukung sipilnya, banyak di antaranya adalah anggota organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama.

Akhir-akhir ini, pembunuhan di Indonesia telah mendapat perhatian lebih, tetapi para peneliti kesulitan untuk mengatasi kekurangan catatan yang tersedia dan stigma yang terkait dengan keanggotaan partai komunis. Dengan mempelajari peristiwa di satu provinsi dan berfokus pada pengalaman individu, Hearman telah mengambil langkah besar menuju pemahaman yang lebih baik tentang periode yang penuh gejolak dalam sejarah Indonesia baru-baru ini.