Nawi Ismail: Sejarah, Komedi, Politik
FILM NASIONAL YANG dirayakan pada 30 Maret merupakan konsep yang penting dalam sejarah perfilman Indonesia karena ia menjadi dasar kebijakan pemerintah yang cenderung diskriminatif dan rasis[1], di masa Orde Baru (lihat “Mempertanyakan Gagasan ‘Film Nasional’”, Thomas...
Masihkah Buku Kajian Film Memiliki Tempat dalam Selera Pembaca Indonesia?
Film merupakan bentuk seni yang berkembang sangat pesat dalam beberapa dekade terakhir. Kemampuannya dalam menggabungkan gambar, suara, musik, dan narasi mampu menciptakan pengalaman audio-visual yang kuat dan menyentuh emosi penonton. Seiring perkembangannya, film...
Tatapan Jenaka Nawi Ismail
UMI LESTARI MELALUI buku pertamanya, Biang Kerok Kenikmatan: Nawi dalam Sinema Indonesia, menawarkan tiga hal yang menarik dalam diskusi kajian film di Indonesia, yakni mempertimbangkan posisi Nawi Ismail dalam peta sejarah film Indonesia, memperkenalkan cara lain...
Enfin, Pada Akhirnya
PADA AKHIRNYA, hidup hanya sebuah eksperimentasi. Tidak ada yang tetap dalam hidup; seperti sungai, meminjam Heraklitos, kita tidak pernah mandi di sungai yang sama. Tidak ada yang-mutlak-sama dalam hidup; seperti matahari, meminjam Heraklitos, baharu setiap hari....
Bercerita Melalui Ilustrasi dan Naskah
KAPAN PERTAMA KALI lukisan pertama yang disertai narasi dibuat? Mungkin itu pertanyaan sukar untuk dijawab. Sementara waktu, ahli sejarah menjawabnya dengan penemuan-penemuan sejarah di Tiongkok pada era sebelum masehi. Penemuan seperti ini tentu bisa berubah jika...
Dalam ”Syair Pendekar Kelana”, Yusril Ihza FA Menyebut Tuhan dengan Huruf Kecil
PENGALAMAN DALAM MENCARI esensi spritual menarik perhatian Yusril Ihza FA. Dalam buku kumpulan puisi bertajuk Syair Pendekar Kelana, Yusril menorehkan pelajaran berharga dari perjalanan itu. Termasuk tentang kesejatian. Menulis puisi buat Yusril ternyata sangat...